keriyas.com – Tapak Tuan Tapa di Kampung Pasar, Aceh Selatan, merupakan salah satu tujuan wisata yang populer di daerah tersebut. Objek wisata ini terkenal karena menjadi tempat berdirinya jejak kaki raksasa di tepi pantai.
Kebanyakan pengunjung biasanya datang untuk mengabadikan momen di sekitar jejak kaki tersebut. Jejak kaki tersebut memiliki dimensi yang mengesankan, dengan lebar 2,5 meter dan panjang 6 meter. Terletak di tepi pantai dengan latar belakang pegunungan Gunung Lampu, Tapak Tuan, jejak kaki ini menambah pesona alamnya.
Untuk mencapai jejak kaki raksasa ini, pengunjung harus melewati perjalanan jalan kaki melalui batuan karang. Lokasi wisata ini telah mengalami pemugaran, dimana permukaannya dilapisi dengan semen. Meskipun demikian, bentuk aslinya tetap terjaga tanpa perubahan.
Di sekitar area wisata ini, tersedia tempat duduk sederhana yang terbuat dari kayu dengan pemandangan langsung ke laut. Ini memberikan pengalaman menikmati keindahan alam sekitarnya kepada para pengunjung.
Tapak Tuan Tapa dan Sejarah Singkatnya
Masyarakat sekitar memandang destinasi wisata Tapak Tuan Tapa sebagai tempat yang sarat dengan misteri. Nama “Tapak Tuan” sendiri terdiri dari dua kata, yaitu “Tapak” dan “Tuan”. Penamaan ini terkait erat dengan legenda Tuan Tapa dan keberadaan jejak kaki raksasa di tempat tersebut. Legenda ini telah menjadi bagian dari cerita rakyat yang turun-temurun dan masih dipercayai hingga kini.
Misteri yang terkandung di dalam jejak kaki raksasa tersebut bermula dari kisah seorang pertapa sakti yang memiliki tubuh raksasa bernama Syekh Tuan Tapa. Pertapa ini mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Tuhannya, senantiasa berdzikir, dan selalu mengingat nama Sang Pencipta. Meskipun dalam keadaan tidak sadar, hatinya telah dipenuhi oleh cinta kepada Tuhannya.
Syekh Tuan Tapa menghabiskan waktu harinya dengan bertapa di sebuah gua yang terletak di Aceh Selatan. Karena ketekunan dan kesungguhannya dalam beribadah serta pengagungan terhadap nama Tuhannya, ia diberikan ilham mengenai hal-hal gaib yang jarang diketahui oleh manusia biasa.
Suatu hari, ketenangan meditasinya terganggu oleh pertempuran seorang raja dari kerajaan Asranaloka yang berasal dari Samudra Hindia. Sang raja berjuang melawan dua ekor naga untuk menyelamatkan anaknya. Terpanggil oleh keadaan tersebut, Syekh Tuan Tapa meninggalkan gua untuk membantu sang raja yang mengalami kesulitan di tengah lautan.
Menurut legenda, jejak kaki Syekh Tuan Tapa yang tersisa di Tapak Tuan Tapa dikatakan berasal dari loncatannya ketika terlibat dalam pertempuran sengit melawan dua ekor naga. Dalam pertarungan itu, Syekh Tuan Tapa berhasil mengalahkan kedua naga dengan menggunakan tongkat kayu sebagai senjatanya. Setelah kemenangan tersebut, sang raja berhasil mendapatkan kembali putrinya.
Meskipun sang putri telah kembali ke kerajaannya, Syekh Tuan Tapa dan sang raja memilih untuk menetap di Kabupaten Aceh daripada kembali ke kerajaan mereka. Keluarga kerajaan tersebut kemudian menetap di dekat gua tempat tinggal Syekh Tuan Tapa, yang kemudian menjadi awal terbentuknya pemukiman Tapak Tuan. Namun, tidak lama setelah itu, Syekh Tuan Tapa menghilang tanpa jejak dari lokasi tersebut.
Dikisahkan bahwa hanya beberapa jarak dari jejak kaki raksasa tersebut terdapat sebuah batu di tengah laut yang dipercayai oleh masyarakat sebagai kopiah (turban) milik Tuan Tapa. Batu ini konon terlepas selama pertempuran berlangsung.
Legenda Tapak Tuan Tapa semakin menarik dengan penemuan sebuah makam raksasa. Makam ini memiliki dimensi yang besar, dengan lebar 2 meter dan panjang 15 meter, terletak di Masjid Tuo, Padang, Tapak Tuan.
Sementara makam Tuan Tapa sendiri berada di Kampung Padang, Tapak Tuan, Aceh Selatan, sekitar 10 kilometer dari jejak Tuan Tapa yang berada di tepi laut Gunung Lampu. Makam ini terletak di belakang sebuah masjid yang kokoh, dikenal sebagai Masjid Tua.
Baca Juga:
Daya Tarik Wisata Tapak Tuan
Di samping jejak kaki raksasa, di destinasi Tapak Tuan Tapa Anda juga bisa menikmati panorama laut dan Gunung Lampu. Angin laut dan ombak menambah keindahan. Tempat ini ramai oleh wisatawan lokal maupun asing yang ingin melihat dan berfoto dengan jejak tersebut.
Sekitar 5 km dari lokasi, ada karang berbentuk hati dan sisik naga di Desa Batu Itam dan Batu Merah. Ada pula karang berbentuk layar kapal di Pantai Batu Berlayar, konon sisa kapal raja dan permaisuri. Makam raksasa berada di Masjid Tuo, diyakini sebagai Makam Tuan Tapa.
Pantai Tapak Tuan Tapa menawarkan pesona pasir putih yang halus serta gelombang yang ideal bagi penggemar selancar. Selain itu, panorama senja di tempat ini sungguh memukau.
Wilayah ini dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang memikat, mengundang para pecinta alam untuk menjelajahi kekayaan alamnya. Menyusuri hutan ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Air Terjun Meuriam merupakan salah satu objek alam yang paling menarik di daerah ini. Dengan ketinggian mencapai 30 meter, air terjun ini menjadi tempat ideal untuk berenang dan bersantai.
Para pengunjung dapat menikmati aktivitas wisata laut seperti snorkeling atau diving untuk menjelajahi kehidupan bawah laut. Keindahan terumbu karang dan keanekaragaman biota laut menjadikan pengalaman ini sangat istimewa.
Desa Adat Tapa juga menjadi daya tarik dengan budaya lokalnya yang khas. Wisatawan dapat melihat dan merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh melalui kunjungan ke desa adat ini.
Tempat wisata di Aceh Selatan, seperti Tapak Tuan Tapa, menawarkan pengalaman unik. Di samping menikmati keindahan pantai, pengunjung dapat menjelajahi jejak kaki raksasa sambil mempelajari sejarah. Bersama keluarga, liburan ini menjadi kombinasi antara rekreasi dan pembelajaran.
Tapak Tuan Tapa juga terkenal dengan mitosnya, di mana pengunjung diminta mematuhi peraturan sederhana untuk menjaga keselamatan. Meskipun demikian, tempat wisata ini tetap menjadi salah satu destinasi menarik di Indonesia.