keriyas.com – Monumen Simpang Lima Gumul atau SLG merupakan bangunan yang menjadi ikon Kabupaten Kediri dan memiliki bentuk bangunan pelengkung. Monumen keren ini terletak di Desa Tugurejo, Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Google Maps).
Lokasi tepatnya ada di pusat pertemuan lima jalan menuju wilayah Kediri. Inilah yang menjadi dasar penamaan monumen.
Simpangan tersebut yaitu dari arah timur Kecamatan Pare, arah barat ke Kota Kediri, arah selatan ke Kecamatan Pesantren, arah utara menuju Kecamatan Pagu, dan arah tenggara ke Kecamatan Plosoklaten.
Latar Belakang Monumen Simpang Lima Gumul
Monumen SLG menjadi simbol penetapan dan pemindahan wilayah Kecamatan Ngasem sebagai ibukota Kediri. Selain itu, juga menjadi pusat pemerintahan dan administrasi pemerintah setempat.
Monumen seluas 37 hektar ini merupakan bagian dari Kawasan Strategis Ekonomi Perdagangan (Central Business District atau CBD) Kabupaten Kediri. Kawasan inilah yang menjadi pusat kegiatan aktif dari wilayah perkotaan skala Kabupaten Kediri.
Kawasan CLG dan Monumen Simpang Lima Gumul merupakan wilayah dengan penataan ruang kota yang mendapatkan prioritas untuk menjadi wilayah kota baru dalam menunjang berbagai kegiatan. Mulai dari administrasi pemerintahan hingga perdagangan dan bisnis. Ketiga aktivitas tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kediri.
Pembangunan monumen menghabiskan biaya Rp 300 miliar lebih dengan luas keseluruhan mencapai 37 hektar dan luas bangunan 184 meter². Secara fisik, bangunan dengan tinggi mencapai 25 meter ini terdiri dari 6 lantai dan 3 tangga penumpu setinggi 3 meter dari lantai dasar.
Baca Juga:
Fakta Unik Monumen Simpang Lima Gumul
Selain menjadi ikon Kabupaten Kediri, Monumen SLG ternyata menyimpan beberapa fakta unik, seperti:
Relief Monumen Terinspirasi dari Jangka Jayabaya
Sekilas monumen SLG ini memang mirip dengan Arc De Triomphe, Prancis. Namun, SLG sendiri sebenarnya terinspirasi dari kisah kepahlawanan Jangka Jayabaya. Raja Jayabaya yang berkuasa pada abad ke-12 silam, memiliki tekad untuk menyatukan lima area di sekitar Kediri.
Memiliki Banyak Ruang
Selain relief-relief unik, Monumen Simpang Lima Gumul juga memiliki banyak ruangan yang terdiri dari 6 lantai. Beberapa ruangan tersebut terdiri dari ruangan utama, ruang auditorium, ruang serbaguna, dan lain sebagainya.
Terdapat pula fasilitas tangga manual dan lift yang memudahkan pengunjung untuk mencapai ruangan-ruangan tersebut. Jadi, tidak akan capek untuk tiba hingga lantai paling atas.
Awalnya Hanya Sebuah Perempatan Kecil
Awalnya monumen yang megah dan besar ini hanyalah sebuah perempatan kecil dengan satu jalan setapak saja. Namun, kini jalanan monumen ini menjadi jalur utama menuju lima kawasan Kabupaten Kediri. Kelima kawasan Simpang Lima Gumul tersebut adalah Wates, Gampengrejo, Pagu, Pare, dan Plosoklaten.
Menjadi Ikon Hari Jadi Kediri
Fakta menarik dan belum banyak orang yang mengetahuinya, dimensi monumen merupakan simbol berdirinya kota Kediri. Kabupaten Kediri lahir tanggal 25 Maret 804 Masehi.
Tinggi monumen 25 meter mewakili tanggal kelahiran. Sedangkan tiga buah penyangga dengan ketinggian tiga meter mewakili bulan lahir kota Kediri, yaitu bulan Maret.
Adapun luas monumen 804 meter² adalah simbol tahun lahir kota Kediri. Dari sini, kita bisa tahu bahwa masyarakat Kediri begitu menghargai jasa-jasa para pendahulunya.
Ada Terowongan Bawah Tanah
Terowong bawah tanah merupakan akses menuju bangunan utama. Untuk mencapai terowongan tersebut, pengunjung harus menuju tempat parkir khusus yang telah disediakan pihak pengelola monumen. Nah, lokasi terowongan tidak jauh dari tempat parkir tersebut.
Sebagai informasi, bahwa area melingkar sepanjang monumen bukanlah area untuk parkir. Larangan tersebut demi kenyamanan bersama.
Aktivitas Seru
Monumen Simpang Lima Gumul menawarkan spot aesthetic berlatar tanaman bunga yang cantik. Spot Taman Bunga menjadi favorit pengunjung.
Kecantikan dan keindahan taman begitu menakjubkan. Terlebih lagi adanya fasilitas pendukung di area taman seperti kolam ikan, jembatan kayu, perosotan, dan bangunan tinggi.
Selain di Taman Hijau, pengunjung juga bisa berswafoto tepat di depan monumen. Ada yang bilang area di sini mirip dengan visual Arc de Triomphe yang ada di Paris, Perancis.
Basah-basahan di SLG? Bisa banget. Lanjutkan aktivitas seru menuju Gumul Paradise Island. Tidak hanya kolam renang, tetapi bisa bermain perosotan ekstrem yang ada di dalam kolam. Selain itu, ada wahana 4D dan flying fox bagi yang suka olahraga menantang.
Kawasan Kuliner Pasar Tugu
Sebagai wisata kuliner, Simpang Lima Gumul memiliki area bernama Pasar Tugu (Pasar Sabtu Minggu). Bagi pengunjung, Pasar Tugu merupakan surganya pencinta kuliner tradisional khas Kediri.
Beranjak malam hari, pengunjung mulai memadati kawasan pasar, terlebih pada akhir pekan atau hari libur. Sedangkan pada Sabtu dan Minggu pagi, banyak pengunjung yang melakukan aktivitas olahraga seperti jogging track. Ada juga yang berkunjung sekedar menikmati waktu luang.
Sebagai informasi, pembangunan konstruksi Simpang Lima Gumul memakan waktu hingga 5 tahun lamanya. Pembangunan monumen yang lahir dari ide Bupati Sutrisno ini mulai dari tahun 2003, dan peresmiannya 5 tahun kemudian, yakni pada 2008.