keriyas.com – Pura Agung Besakih, yang juga dikenal sebagai Pura Pusat Besakih atau Pura Ibu di Bali, merupakan kompleks pura terbesar dan tersuci bagi umat Hindu di Bali. Terletak di Desa Besakih, kec. Rendang, kab. Karangasem, pura ini sebagai pusat aktivitas keagamaan serta spiritual seluruh umat Hindu di Bali.
Keindahan dan kesucian Pura Besakih terpancar dari letaknya yang tinggi di kaki Gunung Agung, gunung berapi tertinggi di Bali. Diyakini bahwa kesucian pura ini berasal dari aura spiritual Gunung Agung dan letaknya yang dekat dengan sumber air suci.
Pesona dan Jejak Sejarah Pura Agung Besakih Bali
Pura Besakih terdiri sebuah pura utama (Pura Penataran Agung Besakih) serta 18 buah pura pendamping. Pura Penataran Agung Besakih didedikasikan untuk memuja Dewa Siwa. Sedangkan pura-pura pendampingnya didedikasikan untuk memuja berbagai dewa dan dewi Hindu lainnya.
Nama “Besakih” konon berasal dari kata Sansekerta “Wasuki” atau “Basuki” dalam bahasa Jawa Kuno, yang berarti “selamat”. Kata ini memiliki kaitan erat dengan mitologi Naga Basuki, sang penyeimbang Gunung Mandara.
Menurut djkn.kemenkeu.go.id, Pura Agung Besakih sejarah Pura Besakih didirikan Rsi Markandeya dengan petunjuk suara gaib ketika bermeditasi di dataran tinggi Dieng. Beliau bersama pengikutnya kemudian menempuh perjalanan panjang melalui hutan lebat di Jawa hingga tiba di Pulau Bali, dan mendirikan Pura Besakih pada tahun 1284.
Usia Pura Besakih yang diperkirakan telah mencapai ratusan tahun ini diperkuat dengan penemuan berbagai peninggalan megalitik di kawasan pura, seperti menhir, tahta batu, dan struktur teras piramid. Bukti-bukti arkeologi ini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah panjang Pura Besakih sebagai salah satu situs suci terpenting bagi umat Hindu di Bali.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Pura Agung Besakih menyimpan makna spiritual dan filosofis yang mendalam. Pura ini mencerminkan konsep Tri Hita Karana, yaitu keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesama. Keberadaannya di lereng Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali, semakin memperkuat aura kesucian dan kemegahan pura ini. Baca juga : Tempat Wisata di Bali untuk Study Tour
Keunikan Tata Letak Mandala di Pura Besakih
Kompleks Pura Agung Besakih tersusun rapi mengikuti arah mata angin, membentuk sebuah mandala yang mencerminkan konsep Panca Dewata. Kelima pura utama di kompleks ini melambangkan pemujaan terhadap dewa-dewa Hindu:
- Pura Gelap di sisi timur, didedikasikan untuk memuja Dewa Iswara.
- Pura Kiduling Kereteg di sisi selatan, menjadi tempat pemujaan Dewa Brahma.
- Pura Ulun Kulkul di sisi barat, sebagai tempat pemujaan Dewa Mahadewa.
- Pura Batumadeg di sisi utara, didedikasikan untuk memuja Dewa Wisnu.
Di tengah mandala, berdiri megah Pura Penataran Agung Besakih, pura terbesar di kompleks ini. Pura ini dianggap sebagai pusat mandala dan tempat pemujaan utama Dewa Siwa.
Tata letak mandala ini mencerminkan keselarasan dan keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, serta hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu. Setiap pura memiliki makna dan fungsinya sendiri, dan bersama-sama mereka membentuk sebuah kesatuan yang harmonis.
Daya Tarik: Destinasi Wisata Religi yang Memukau
Pura Agung Besakih, dikenal sebagai “Pura Ibu” di Bali, telah lama menjadi daya tarik wisata religi bagi umat Hindu dan wisatawan dari seluruh dunia. Keindahan arsitekturnya, aura spiritualnya yang kuat, dan nilai sejarahnya yang kaya menjadikan pura ini sebagai destinasi yang wajib dikunjungi.
Bagi para peziarah, Pura Besakih menawarkan kesempatan untuk bersembahyang, memanjatkan doa, dan merasakan ketenangan spiritual di tengah kemegahan pura. Menjelajahi setiap sudut pura, dari Pura Penataran Agung Besakih yang megah hingga pura-pura pendamping yang unik, memberikan pengalaman spiritual yang tak terlupakan.
Selain sebagai tempat ibadah, Pura Besakih juga menawarkan berbagai daya tarik wisata lainnya. Pengunjung dapat berbelanja souvenir, mencicipi kuliner khas Bali, dan menikmati pertunjukan seni budaya tradisional. Di sekitar pura, terdapat banyak kios dan toko yang menjual berbagai macam barang, seperti kain, perhiasan, patung, dan makanan.
Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung, terutama saat piodalan (upacara keagamaan), Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan penataan di kompleks pura. Fasilitas baru seperti gedung parkir empat lantai dan kios-kios pedagang modern telah dibangun untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Dengan berbagai fasilitas dan daya tarik yang ditawarkan, Pura Agung Besakih merupakan destinasi wisata religi yang ideal. Tentunya, bagi para peziarah dan wisatawan yang ingin merasakan keunikan budaya dan spiritualitas Hindu di Bali.
Informasi Tiket
- Domestik: Rp 30.000
- Mancanegara: Rp 60.000
- Parkir Motor: Rp 3.000
- Parkir Mobil: Rp 5.000
Jam Buka
- Wisatawan: 08.00 – 18.00 WITA
- Umat Hindu: 24 Jam
Rute
- Dari Denpasar: 1,5 jam
- Dari Semarapura: 44 menit
Pura Agung Besakih tak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi umat Hindu. Tetapi juga menjelma menjadi destinasi wisata religi yang memikat para peziarah dari berbagai penjuru dunia. Di sini, mereka datang untuk memanjatkan doa, melakukan ritual suci, dan mencari ketenangan spiritual di tengah kemegahan arsitektur pura yang memukau.