keriyas.com – Benteng Kuto Besak merupakan sebuah monumen bersejarah yang berdiri megah di pusat Kota Palembang. Kuto Besak menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting di Indonesia. Mulai dari masa pemerintahan kesultanan, penjajahan Belanda, hingga momen kemerdekaan.
Lantas bagaimana awal mula benteng ini berdiri dan apa saja pesonanya sampai menjadi ikon populer dari kota pempek? Mari kita ulas penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut.
Sejarah Panjang Berdirinya Benteng Kuto Besak
Benteng Vredeburg di Yogyakarta dan Vastenburg di Surakarta mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Terlebih kedua bangunan penuh historis tersebut seringkali menjadi destinasi wisata terkenal hingga ke mancanegara.
Di balik eksistensi keduanya, Indonesia ternyata memiliki benteng lain yang tersebar di sejumlah wilayah. Salah satu yang tidak kalah populer adalah Kuto Besak di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Kuto Besak dulunya menjadi bagian dari keraton Kesultanan Palembang pada abad XVIII. Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah tahun 1724-1758 adalah penggagas berdirinya Kuto Besak.
Sementara itu, pelaksanaan pembangunan hingga penyelesaiannya diteruskan Sultan Muhammad Bahauddin. Pembangunannya mulai tahun 1780 dan resmi berfungsi sebagai pusat pemerintahan pada 21 Februari 1797.
Konon katanya, pelaksanaan pekerjaan berada di bawah pengawasan seorang Tionghoa dengan pekerja pribumi. Hal yang tak kalah menarik adalah material perekat bangunan benteng berasal dari batu kapur dan putih telur.
Nama “Benteng Kuto Besak” sendiri memiliki makna bangunan di pusat kota yang besar. Sedangkan ketika Belanda berkuasa banyak dari mereka menyebut Kuto Besak sebagai “nieuwe keraton” atau “kraton baru”.
Konsep Arsitektur Kuto Besak
Jika kita amati secara menyeluruh, benteng ini berbentuk persegi panjang. Pada bagian depannya langsung menghadap ke sungai Musi. Panjang bangunan Kuto Besak setara dengan 274 meter lebih dengan lebar 182.88 meter. Tak heran jika di dalamnya memiliki area yang sangat luas.
Di sekeliling bangunan terdapat tembok besar menjulang tinggi berukuran 9.14 meter. Tebalnya juga lumayan yakni 2.13 meter sehingga sangat kokoh. Sementara itu, pada bagian sudut-sudutnya memiliki bastion lengkap dengan meriam dari campuran besi dan kuningan.
Terdapat 3 bagian utama dari Benteng Kuto Besak. Pertama, bagian depan berisi pelataran luas, balai agung, serta gerbang menjulang tinggi. Pada bagian tengah terletak keputren, paseban, ruang menerima tamu, dan kediaman sultan. Sisi terakhir adalah taman luas lengkap dengan kolam dan masjid kerajaan.
Pernah Jadi Markas Belanda
Pemerintahan kesultanan Palembang sempat riuh ketika Belanda berhasil menguasai seluruh wilayah. Dalam sejarahnya, Belanda pernah membakar sebagian bangunan Kuto Besak. Tepat kala Sultan Mahmud Badaruddin II yang memimpin kesultanan diasingkan ke Pulau Ternate.
Setelah itu, mulai 1 Juli 1821, Benteng Kuto Besak berada di bawah kekuasaan Jenderal Mayor Hendrik Merkus Baron de Kock. Bersama pasukannya, Baron de Kock banyak melakukan renovasi benteng. Tak heran jika sebagian besar peninggalan di setiap sudut bangunan berbau arsitektur Belanda.
Kini Menjadi Destinasi Wisata Ikonik
Pasca kemerdekaan Indonesia, Kuto Besak berhasil menjadi bagian utuh dari pemerintahan NKRI. Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara resmi menetapkannya sebagai salah satu cagar budaya.
Pengesahan ini ditandai dengan SK KM.09/PW.007/MKP/2004 tertanggal 3 Maret 2004. Dengan ketetapan tersebut, Benteng Kuto Besak bisa masyarakat manfaatkan untuk tujuan wisata sejarah hingga sekarang.
Saat musim liburan tiba, Kuto Besak hampir tidak pernah sepi pengunjung. Tak jarang wisatawan dari luar kota maupun mancanegara datang untuk mendapatkan liburan yang mengesankan. Adapun daya tarik Benteng Kuto Besak antara lain:
1. Pengalaman Wisata yang Kaya
Bagi para wisatawan, Kuto Besak menawarkan pengalaman wisata yang beragam. Mereka dapat menjelajahi kompleks benteng, mengagumi arsitektur, serta merasakan aura historis yang kental di setiap sudutnya.
Selain itu, terdapat museum yang memamerkan sejumlah artefak bersejarah, foto-foto dokumenter, hingga informasi detail mengenai Kuto Besak sendiri. Sehingga sangat cocok untuk liburan edukasi bagi anak sekolah maupun mahasiswa.
2. Lokasinya yang Strategis
Seperti telah tertera sebelumnya, Benteng Kuto Besak terletak di pusat kota Palembang. Lokasinya sangat strategis sehingga mudah wisatawan akses dari berbagai penjuru. Di depannya terdapat taman kota hingga tempat kuliner, membuat pengunjung dapat melakukan beragam aktivitas seru.
3. Harga Tiket yang Murah Meriah
Untuk masuk ke Kuto Besak, pengunjung hanya perlu membayar tiket seharga Rp 5.000 saja. Nominal yang sangat terjangkau untuk destinasi wisata semenarik ini. Apalagi pengunjung bebas mengeksplor setiap sudut museum untuk memperoleh banyak pengetahuan sejarah yang berharga.
Nah, bagi Anda yang ingin berkunjung, cukup datang langsung ke Jl. Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Bukit Kecil, Palembang. Wisata Benteng Kuto Besak sendiri buka setiap hari mulai dari pukul 08.00 sampai 21.00 WIB. Selamat berkunjung dan dapatkan pengalaman liburan yang tak terlupakan. Jangan lupa ajak keluarga tercinta atau teman-teman untuk menikmati keseruan bersama!